BREAKING NEWS

Kulit Gatal Parah Setelah Mandi? Mungkin Ini Biang Keroknya!

Kulit Gatal Parah Setelah Mandi? Mungkin Ini Biang Keroknya!


Merasakan gatal hebat setelah mandi tentu sangat mengganggu. Sensasi perih dan dorongan untuk terus menggaruk bisa jadi mimpi buruk yang merusak hari Anda. Tapi, pernahkah Anda terpikir bahwa penyebabnya bisa jadi lebih dekat dari yang Anda bayangkan? Jangan-jangan, masalahnya ada di kebersihan tandon air di rumah Anda.

Kenapa Kulit Gatal Setelah Mandi? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Banyak orang meremehkan pentingnya menjaga kebersihan tandon air. Padahal, dari sanalah sumber air untuk mandi, mencuci, hingga memasak berasal. Air yang kotor bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk iritasi kulit yang memicu gatal-gatal. Lebih dari sekadar iritasi, air yang tidak bersih berpotensi menjadi sarang bakteri dan jamur yang bisa memperparah kondisi kulit.

"Kulit itu organ terbesar tubuh, dan sangat rentan terhadap paparan zat berbahaya dalam air," jelas Dr. Anita Rahmawati, seorang spesialis kulit dari sebuah klinik di Jakarta Pusat. "Air yang tercemar dapat merusak lapisan pelindung kulit dan memicu reaksi alergi. Alergi inilah yang kemudian muncul sebagai rasa gatal yang intens."

Gejala yang muncul pun bisa beragam. Mulai dari ruam merah kecil, hingga bercak-bercak yang lebih besar dan terasa sangat gatal. Bahkan, pada beberapa kasus, kulit bisa terasa kering dan pecah-pecah. Jika Anda mengalami gejala ini setelah mandi, penting untuk segera mencari tahu penyebabnya.

Toren Air Berlumut: Biang Keroknya?

Salah satu penyebab umum air yang terkontaminasi adalah lumut di dalam toren air. Lumut, tumbuhan air sederhana ini, bisa tumbuh subur di lingkungan lembap dan terkena sinar matahari. Keberadaan lumut di toren bukan hanya masalah estetika, tetapi juga ancaman bagi kesehatan.

Lumut bisa mencemari air dengan zat berbahaya seperti toksin dan bakteri. Air yang tercemar lumut tidak layak untuk digunakan, terutama untuk mandi dan mencuci. Menggunakan air ini bisa menyebabkan gatal-gatal, ruam, bahkan infeksi kulit. Lebih jauh lagi, jika tertelan, air ini juga bisa menyebabkan masalah pencernaan.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus penyakit kulit akibat air yang tidak bersih masih cukup tinggi di berbagai daerah di Indonesia. Ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sumber air masih perlu ditingkatkan.

Mengapa Toren Air Bisa Berlumut?

Lantas, apa saja sih yang menyebabkan toren air bisa berlumut? Ada beberapa faktor utama yang berperan dalam pertumbuhan lumut:

1. Sinar Matahari

Paparan sinar matahari langsung adalah pemicu utama pertumbuhan lumut. Sinar matahari memberi energi yang dibutuhkan lumut untuk berfotosintesis dan berkembang biak. Toren air yang diletakkan di tempat terbuka dan terkena sinar matahari sepanjang hari akan lebih rentan berlumut.

"Sinar matahari itu makanan bagi lumut," kata Ir. Budi Santoso, seorang ahli lingkungan dari sebuah universitas swasta di Bandung. "Semakin banyak sinar matahari yang masuk ke toren, semakin cepat lumut akan tumbuh."

2. Air Baku yang Kotor

Kualitas air baku yang digunakan untuk mengisi toren juga sangat berpengaruh. Air yang mengandung banyak zat organik, seperti tanah, lumpur, dan sisa tumbuhan, akan menyediakan nutrisi bagi lumut. Air dari sumur dangkal atau sungai yang tercemar biasanya memiliki kualitas buruk dan rentan menyebabkan toren berlumut.

Selain itu, air yang mengandung mineral tinggi seperti fosfat dan nitrat, juga dapat mempercepat pertumbuhan lumut, karena mineral-mineral ini berfungsi sebagai pupuk bagi lumut.

3. Udara Lembap

Lingkungan yang lembap juga mendukung pertumbuhan lumut. Toren air yang berada di area lembap, seperti dekat kamar mandi atau di bawah pohon rindang, akan lebih rentan berlumut. Kelembapan udara menciptakan kondisi ideal bagi lumut untuk tumbuh dan berkembang biak.

Tips Mencegah Toren Air Berlumut

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah toren air berlumut dan menjaga kualitas air tetap bersih:

* Lindungi Toren dari Sinar Matahari: Pindahkan toren ke tempat yang teduh atau pasang pelindung untuk menghalangi sinar matahari langsung. Anda juga bisa menggunakan toren air berwarna gelap yang dapat menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi pertumbuhan lumut. * Gunakan Air Baku yang Bersih: Pastikan air yang digunakan untuk mengisi toren memiliki kualitas yang baik. Jika menggunakan air sumur, pastikan sumur tersebut bersih dan terlindungi dari kontaminasi. Anda juga bisa menggunakan filter air untuk menyaring kotoran dan zat berbahaya lainnya. * Tutup Toren dengan Rapat: Pastikan tutup toren tertutup rapat untuk mencegah debu, kotoran, dan serangga masuk. Tutup yang rapat juga dapat mengurangi penguapan air dan mencegah pertumbuhan lumut. * Rutin Menguras dan Membersihkan Toren: Kuras dan bersihkan toren secara berkala, minimal 3-4 bulan sekali. Gunakan sikat dan sabun untuk membersihkan dinding dan dasar toren. Bilas dengan air bersih hingga tidak ada sisa sabun yang tertinggal. * Gunakan Klorin: Tambahkan sedikit klorin ke dalam air toren untuk membunuh bakteri dan lumut. Ikuti petunjuk penggunaan klorin dengan hati-hati dan pastikan dosisnya sesuai.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat menjaga kebersihan toren air dan mencegah pertumbuhan lumut. Air yang bersih akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan Anda dan keluarga. Jika masalah gatal pada kulit setelah mandi terus berlanjut meski sudah membersihkan toren, segera konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kebersihan air adalah investasi kesehatan yang tak ternilai harganya.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment